Wednesday, July 25, 2012

wanita itu bernama nofi

" sayangku, hari ini aku plng telat yah, mau ngelayat temen, suaminya meninggal" itu sms dari nya sore ini,, "okeh ati ati yak" singkat ku balas sms karena ku yakin mngkn dia sedang berada dalam kesibukan kerjanya, mkalum jam belum mneunjukan semua pekerjaanya berakhir. selang beberapa menit hpku kembali bergetar, " gak jadi ngelayat, ga ada temen" tampaknya niatnya untuk melayat diurungkan, dan sampe saat itu pun aku belum tau keadaan sebenarnya,. ku hanya membalas " ok, plngnya ati ati" tepat sekitar pukul 18.00wib dia plng kerumah, yang kurasa he have something different di sikap nya, lebih hangat, lebih apa yak,hehehehe. tapi kusambut baik saja sikapnya, hehehehe jarang2 dia gitu, sambil berbuka puasa dengan lauk seadanya, kita saling mengobrol., aku memulai pembicaraan dengan bertanya siapa temanya yang suaminya meninggal, dia jawa "NOfi.. hmmm, "nofi? tampaknya nama itu tidak asing ditelingaku, setelah sedikit meriview, aku ingat siapa wanita itu sebelumnya dia memang pernah menceritakan siapa nofi, seorang wanita judes yang cantik, bersih, dan terlihat menyenangkan, dan yang dulu kutangkap dari ceritanya tampaknya wanita ini, wanita yang solekha., dulu mereka hampir ingin menikah tapi ternyata memang belum berjodoh.. okeh, kembali kecerita, dia bercerita,suami nofi meninggal karena sakit demam berdarah, innalillahi wa inna illahi rojiun, mudah2an semua kebaiknya di terima ALLAH,. ketika dia bercerita, aku benar2 menrasa bahwa ada ke khawatiran yang besar dari dirinya, akan keadaan nofi maupun anaknya (oh iya nofi dan suaminya sudah dikaruniai seorang anak yang mngkn usianya blm genap setahun)., dan bodohnya aku memperjelas ke khawatiranya dengan bertanya,, mas khawatir sama keadaan dia? dia jawab" iya, banget, anaknya itu kan masih kecil bgt, aku kasihan sama anaknya" hmmm tidak bijak tampaknya jika aku harus cemburu dan menyingkirkan empatiku atas keadaan terseut, siapa coba yang rela ditinggal seseorang yang sangat disayang, pasti berat dan tidak mudah,. bener bener saat itu kurasa dia begitu ikut terpukul, ikud merasakan kesedihan yang sangat atas apa yang terjadi pada nofi, aku merasakanya ketika dia menceritakan semua memorinya yang dulu dengan wanita itu, dan aku? hanya belajar dengan bijak untuk terus mendengarkan... tenang rasnaya meihat dia bisa tertidur pulas, meski aku tau, ada hal yang sedang dia pikirikan, karna kali ini dia kembali mengigau dan berucap beberapa hal,,, hehehehe maklum akupun tak bisa tertidur karna ikud berfikir bagaimana baiknya dia menyikapi masalah ini.,,, tapi entah kenapa, tiba tiba ada hal yang ingin kutanyakan padanya. apa dia masih memikirkan keadaan nofi, dia jawab "gak", tapi kemudian dia melanjtukanya dengan gak salah,, dia bilang kasihan anaknya,dari obrolan kita dia ingin tiap bln membantu keadaan perekonomian nofi,. insya ALLAH aku ga masalah, tapi aku khawatir menjadikanya fitnah, secara saat ini setatusnya dah berubah, tapi dia bilang kan klo aku yang kasih, g bkln ada fitnah. okeh, bener juga... dah akhirnya ku liat dia tertidur,, hanya dia yang tertidur,, aku tidak, aku benar2 berfikir muter2 gak jelas,, ada cemburu, kasihan, sedih, semua campur aduk, mngkn efek hamil, jadi lbh sensitif...ku lihat jam di hp ku, well udah jam 01.30 wib, ternyata aku menghabiskan hampir 2 jam untuk melamun, memikirkan semua hal yang tmpknya blm terjadi... #### malam berikutnya, kuliat masih ada guratan sedih di wajhanya, dan dia masih hangat seperti malam sebelumnya,... hatiku bertanya, apa dia masih memikirkanya?? " ah , ntr ajah kuberanikan diri buat bertanya" sudah wktunya kita istirahat, sebelum dia tertidur pulas kuberanikan buat bertanya, masihkan memikirkan nofi? dia hanya menjawab, gak salah,aku kepikiran anaknya, kalau dia mngkn bisa cepat mikah lagi,,, dan kuliat dia tertidur pulas... otaku kembali berputar putar, hatiku sedih dia masih memikirnya, tapi bukan dia ketika mengabaikan orang lain, terlebih mereka pernah punya memori,,. nah loh, seandainya dia memikirkan anaknya bukanya otomatis dia memikirkan ibunya??? klo ibunya gampang nikah kan anaknya juga pasti keurus,, dan kembali pikiran ku melayan entah kemana,, mngkin seperti masokis, menangis sendiri memikirkan hal hal yang tidak inign terjadi,,, #### aku menyanyanginya sangat menyayanginya, ku ingin dia hanya untuk ku, tak mau berbagi, ingin egois, tapi knpa juga ada perasaan ga tega,. ingin berhenti memasokiskan diri, toh apa yang dikhawatirkan mdh2n tidak terjadi,. apa aku tega??? nofi, satu nama yang aku akan selalu ingat, seperti ku mengingat semua memori lain yang pernah dia ceritakan padaku